WELCOME PARKIT INDONESIA

Awas Burung Kamu Mati! ini dia Penyakit Parkit yang Sering di Temui

Parkit Indonesia - himbauan Awas Burung Kamu Mati! ini dia Penyakit Parkit yang Sering di Temui sekarang akan coba menjadi pembahasan wajib nan penting untuk pecinta parkit.

Awas Burung Kamu Mati! ini dia Penyakit Parkit yang Sering di Temui
ini dia Penyakit Parkit yang Sering di Temui
Penyakit Parkit

Parkit, burung berwarna-warni yang berasal dari Australia, kini banyak dipelihara sebagai hewan kesayangan. Namun, tahukah Anda bahwa parkit bisa terkena berbagai penyakit, baik yang menular ke sesama burung maupun ke manusia? Artikel ini akan membahas beberapa penyakit parkit, gejala-gejalanya, dan cara mengatasinya.

Penyakit infeksi bakteri dan virus pada parkit Parkit rentan terhadap infeksi bakteri dan virus yang bisa membahayakan kesehatannya. Beberapa penyakit ini juga termasuk zoonosis, yaitu penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui penyakit-penyakit ini dan cara mengobatinya sebelum terlambat. Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Salmonellosis

Salmonellosis pada parkit Salmonellosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Penyakit ini sangat mematikan dan menular, baik antar burung maupun ke manusia. Bakteri salmonella bisa ditularkan melalui telur atau cangkang yang terkontaminasi, air atau makanan yang tercemar, atau tempat-tempat yang kotor seperti birdbath. Bakteri ini juga bisa dibawa oleh tikus dan mencit yang sering berkeliaran di sekitar kandang burung.

2. Gejala salmonellosis

Gejala salmonellosis pada parkit tidak mudah dikenali. Anda harus sangat waspada terhadap perilaku dan kondisi fisik parkit Anda. Beberapa gejala yang bisa muncul adalah diare, bulu kusam, lemas, kaki bengkak, dan kepala berputar-putar. Jika Anda memiliki banyak parkit, Anda akan lebih mudah melihat gejala ini karena biasanya mereka akan sakit bersamaan.

3. Salmonellosis

Salmonellosis adalah penyakit fatal yang membutuhkan penanganan segera. Ada kemungkinan parkit bisa sembuh, tetapi tetap menjadi pembawa bakteri. Untuk itu, Anda harus membawa parkit Anda ke dokter hewan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. 
Dokter hewan akan mengambil sampel kotoran parkit dan menguji apakah ada bakteri salmonella di dalamnya. Pemeriksaan ini harus diulang beberapa kali karena bakteri salmonella tidak selalu keluar bersama kotoran. Jika hasilnya positif, dokter hewan akan memberikan pengobatan yang tepat untuk menghilangkan dan mencegah bakteri salmonella.

4.  Kudis knemidokoptik

Kudis knemidokoptik pada parkit Kudis knemidokoptik adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau dari genus knemidocoptes. Penyakit ini bisa menyerang parkit di mana saja, baik yang dipelihara di rumah maupun yang hidup di alam liar. 
Tungau ini menyerang bagian-bagian tubuh parkit yang tidak ditutupi bulu, seperti kaki, paruh, dan lilin (bagian atas paruh). Akibatnya, parkit bisa mengalami radang sendi, kelainan bentuk kaki dan paruh, dan pertumbuhan kudis yang tidak normal.
Pengobatan kudis knemidokoptik bisa dilakukan dengan obat-obatan atau bahan-bahan alami yang bisa Anda temukan di rumah. Namun, jika penyakitnya sudah parah, Anda harus membawa parkit Anda ke dokter hewan yang akan melakukan pengikisan pada bagian-bagian tubuh yang terkena kudis.

5. Tuberkulosis

Tuberkulosis pada parkit Tuberkulosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh mikroorganisme bernama Mycobacterium. Parkit bisa mengeluarkan banyak mikroorganisme ini melalui kotorannya. Mikroorganisme ini juga bisa ditemukan pada cangkang telur yang tercemar oleh kotoran parkit. Mikroorganisme ini bisa bertahan hidup untuk waktu yang lama di lingkungan sekitar.
Penularan tuberkulosis bisa terjadi melalui makanan yang mengandung mikroorganisme ini, udara yang terkontaminasi oleh mikroorganisme ini, atau kontak langsung antara parkit dan manusia. Tuberkulosis pada parkit bisa berlangsung selama beberapa bulan tanpa menunjukkan gejala yang jelas. 
Gejala yang bisa muncul adalah lemas, kurang nafsu makan, diare parah, dan penurunan berat badan. Gejala-gejala ini biasanya baru terlihat ketika parkit sudah hampir mati. Anda harus ingat bahwa tuberkulosis bisa menyerang parkit yang dipelihara di rumah maupun yang hidup di alam liar. Biasanya penyakit ini sangat kuat sehingga dapat bersumber dari beberapa gejala berikut:

6. Penyakit mematikan

Burung parkit yang lucu dan ceria bisa saja terkena penyakit yang mengancam nyawa tanpa kita sadari. Ada beberapa jenis penyakit yang bisa menyerang burung parkit, baik yang berasal dari virus, bakteri, jamur, maupun parasit. Penyakit-penyakit ini bisa menimbulkan gejala yang beragam, mulai dari gangguan pernapasan, pencernaan, kulit, hingga kematian mendadak.

7. Tuberkulosis burung

Salah satu penyakit yang bisa menyerang burung parkit adalah tuberkulosis burung, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium avium. Penyakit ini sangat ganas dan bisa bermutasi menjadi berbagai bentuk, seperti nodul tuberkulosis, tuberkulosis paru-paru, dan tuberkulosis tulang dan kulit. Penyakit ini juga bisa menular ke manusia melalui kontak langsung atau udara.

8. Kekurangan yodium

Kekurangan yodium adalah masalah gizi yang sering dialami oleh burung parkit. Yodium adalah mineral penting untuk kesehatan kelenjar tiroid, yang mengatur hormon dan metabolisme tubuh. Jika burung parkit kekurangan yodium, kelenjar tiroidnya akan membesar dan membentuk benjolan di leher yang disebut gondok. Gejala lainnya adalah perubahan suara, kesulitan bernafas, muntah, dan kurus.

9. Klamidiosis

Klamidiosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia psittaci. Bakteri ini bisa hidup di dalam tubuh burung parkit tanpa menimbulkan gejala, tetapi bisa dikeluarkan melalui urin, kotoran, atau lendir hidung. Bakteri ini bisa menular ke burung lain atau manusia melalui udara atau kontak langsung. Gejala klamidiosis antara lain sulit bernafas, diare, infeksi mata, lesu, dan muntah.

10. Psittacosis

Psittacosis adalah penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia psittaci. Penyakit ini mirip dengan klamidiosis, tetapi lebih sulit dideteksi karena gejalanya tidak spesifik. Psittacosis bisa menurunkan sistem kekebalan tubuh burung parkit dan menyebabkan penyakit sekunder lainnya. Penyakit ini juga bisa menular ke manusia dan menyebabkan demam, batuk, sakit kepala, dan nyeri otot.

11. Parasit

Burung parkit juga bisa terinfeksi oleh parasit baik yang bersifat mikroskopis maupun makroskopis. Parasit mikroskopis seperti coccidia atau giardia bisa menyebabkan gangguan pencernaan, diare, kurang nafsu makan, dan kurus. Parasit makroskopis seperti kutu atau tungau bisa menyebabkan gatal-gatal, kerontokan bulu, luka-luka, dan infeksi sekunder. 
Untuk mencegah dan mengobati parasit, perlu dilakukan pemeriksaan rutin dan menjaga kebersihan kandang burung.

•  Parasit makroskopik

Ada jenis parasit yang bisa menyerang parkit, yaitu hewan kecil yang biasa dipelihara sebagai burung hias. Parasit ini disebut makroskopik karena ukurannya cukup besar sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang. Parasit ini berbentuk cacing yang hidup di dalam usus parkit dan mengganggu proses pencernaan. 
Akibatnya, parkit bisa mengalami diare, kekurangan gizi, dan bulunya menjadi kusam dan kotor. Untuk mengetahui apakah parkit terinfeksi parasit ini, kita bisa melakukan pemeriksaan tinja. Untuk mengobatinya, kita bisa memberikan antibiotik atau ivermectin, yaitu obat anti parasit yang efektif.

• Cacing gelang

Parkit adalah salah satu jenis parkit yang populer di kalangan pecinta burung. Sayangnya, Parkit juga rentan terhadap serangan parasit, salah satunya adalah cacing gelang. Cacing gelang ini hidup di usus kecil Parkit dan menular melalui kontak dengan burung lain atau lingkungan yang tercemar oleh telur cacing. 
Telur cacing ini sangat sulit di basmi karena tahan terhadap desinfektan dan hanya bisa di musnahkan oleh panas dan kekeringan. Gejala infeksi cacing gelang adalah kurus, lemah, dan lesu. Cara mengatasinya adalah dengan mengisolasi Parkit yang sakit di kandang bersih yang dilapisi kertas atau karton yang nantinya di bakar. Selain itu, kita juga harus memberikan obat cacing secara rutin.

•  Kudis Arador

Parkit juga bisa terserang oleh parasit luar yang menempel di kulitnya, yaitu kudis Arador. Kudis Arador ini menyebabkan kulit parkit mengelupas dan bersisik, terutama di sekitar paruh, wajah, kaki, dan ekor. Kudis Arador ini lebih sering menyerang parkit muda yang berusia 1 sampai 2 tahun karena sistem kekebalan tubuhnya masih rendah. 
Faktor penyebabnya bisa berasal dari kebersihan kandang yang buruk atau adanya penyakit lain pada parkit. Kudis Arador ini bisa bertahan lama tanpa terlihat dan tiba-tiba menyebabkan parkit sakit tanpa alasan yang jelas. Mungkin saja parkit sudah terinfeksi sejak di sarangnya atau melalui makanan yang terkontaminasi.

• Tungau merah

Tungau merah adalah parasit eksternal yang paling umum di temukan pada parkit dan burung lainnya, baik liar maupun peliharaan. Parasit Tungau merah ini bahkan bisa menular ke manusia dan hewan lain. Tungau merah ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan perdarahan pada parkit yang mengakibatkan anemia. Gejala anemia adalah kelemahan dan sesak napas. Cara mengobati tungau merah adalah dengan membersihkan kandang dan perlengkapan parkit dengan semprotan atau aerosol yang mengandung bahan pembasmi tungau.

• Malofag

Malofag adalah jenis tungau yang memakan sisik kulit dan merusak bulu parkit. Parasit Tungau ini biasanya menyerang parkit yang sudah menderita penyakit lain sehingga kondisi tubuhnya menurun. Tungau ini bersembunyi di akar bulu dan menghambat pertumbuhan bulu yang normal. Tungau ini sangat sulit di deteksi karena ukurannya sangat kecil. Akibatnya, parkit dewasa bisa kehilangan banyak bulu tanpa sebab yang pasti. Sayangnya, belum ada pengobatan yang efektif untuk melawan tungau ini.

• Penyakit Newcastle

Gejala Penyakit Newcastle adalah penyakit menular yang di sebabkan oleh virus. Penyakit ini pertama kali di temukan di Asia Tenggara dan kemudian menyebar ke Eropa dan seluruh dunia. Penyakit ini bisa di tularkan antara burung dan manusia atau sebaliknya. Gejala khas dari penyakit ini adalah parkit sering berputar-putar tanpa henti. 
Penyakit ini sangat mematikan karena parkit bisa mati dalam waktu satu setengah minggu setelah terinfeksi. Gejala lain yang bisa muncul adalah mata berair, gangguan pernapasan, gangguan pencernaan, kekurangan oksigen, dan gerakan leher yang tidak terkendali. Cara mendiagnosis penyakit ini adalah dengan melakukan pemeriksaan setelah parkit mati.

12. Papovavirus

Burung parkit yang sedang berkembang biak bisa terancam oleh papovavirus, sebuah bakteri yang bisa bertahan lama di dalam sarang. Bakteri ini bisa menyerang anak-anak parkit yang masih di dalam sarang dan menyebabkan gejala seperti perut bengkak, diare, kaki lemas, dan kloaka kotor. Bakteri ini juga sangat menular dan bisa menyebar ke burung lain melalui udara atau kontak langsung.

13. Cara mengatasi papovavirus

Untuk mencegah dan mengobati papovavirus, perlu di lakukan desinfeksi rutin dengan menggunakan larutan berbasis yodium. Larutan ini harus bebas dari kalsium agar bisa bekerja dengan efektif. Selain itu, perlu di hentikan pengembangbiakan burung parkit selama tiga atau empat bulan agar burung bisa membentuk antibodi dan melindungi keturunannya. Sayangnya, tidak ada obat khusus untuk papovavirus dan burung yang terinfeksi biasanya tidak bisa bertahan hidup.

14. Penyakit kulit

parkit juga bisa mengalami penyakit kulit yang biasanya terlihat di bawah sayap, terutama di daerah ketiak. Penyakit ini di tandai dengan adanya pendarahan akibat burung yang sering menggaruk-garuk paruhnya dan melukai kulitnya. Penyakit ini tidak menular ke burung lain, tetapi perlu di obati dengan salep atau obat anti-inflamasi.

15. Penyakit bulu

Burung parkit yang memiliki bulu yang indah dan berwarna-warni juga bisa kehilangan bulunya akibat penyakit bulu. Penyakit ini bisa di sebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres, gizi buruk, parasit, atau infeksi. Salah satu jenis penyakit bulu yang paling umum adalah mabung Prancis, yang menyebabkan burung parkit kehilangan sebagian atau seluruh bulunya saat akan meninggalkan sarang. Penyakit ini berasal dari Perancis dan belum di ketahui penyebab pastinya.

Cara Mencegah Penyakit Parkit

1. Menjaga Kebersihan Kandang dan Lingkungan

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penyakit parkit adalah kandang dan lingkungan yang kotor dan tidak higienis. Kotoran, sisa makanan, air, dan debu bisa menjadi sarang bakteri, virus, jamur, atau parasit yang bisa menular ke parkit.
Oleh karena itu, Anda harus rutin membersihkan kandang dan perlengkapannya, seperti tempat makan, minum, mainan, dan alas kandang. Anda juga harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar kandang, seperti lantai, dinding, atau jendela. Usahakan untuk memberikan ventilasi yang cukup agar udara di dalam kandang tidak lembap dan pengap.

2. Memberikan Makanan dan Air yang Sehat

Makanan dan air yang sehat adalah kunci untuk menjaga kesehatan parkit. Anda harus memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi parkit, seperti biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, atau pakan khusus yang mengandung vitamin dan mineral.
Hindari memberikan makanan yang berbahaya bagi parkit, seperti cokelat, alkohol, kafein, garam, bawang putih, atau alpukat. Ganti air minum parkit setiap hari dan bersihkan tempat minumnya secara teratur. Jangan memberikan air keran atau air sumur yang bisa mengandung zat kimia atau bakteri.

3. Melakukan Vaksinasi dan Pemeriksaan Rutin

Vaksinasi adalah salah satu cara untuk mencegah penyakit parkit yang di sebabkan oleh virus atau bakteri tertentu. Vaksinasi bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh parkit terhadap penyakit-penyakit tersebut. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter hewan mengenai jenis vaksinasi yang di perlukan untuk parkit Anda.
Selain vaksinasi, Anda juga harus melakukan pemeriksaan rutin terhadap kondisi fisik dan mental parkit Anda. Perhatikan apakah ada gejala-gejala yang tidak normal, seperti bulu kusam, mata berair, hidung berlendir, nafas pendek, diare, muntah, atau perilaku yang berubah. Jika Anda menemukan gejala-gejala tersebut, segera bawa parkit Anda ke dokter hewan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.

4. Memberikan Stimulasi dan Interaksi yang Cukup

Parkit adalah burung yang cerdas dan sosial. Mereka membutuhkan stimulasi dan interaksi yang cukup untuk menjaga kesehatan mental mereka. Anda bisa memberikan mainan-mainan yang menarik dan aman bagi parkit Anda, seperti lonceng, cermin, tangga, atau bola.


Mainan-mainan ini bisa membantu parkit mengasah kemampuan motorik dan kognitif mereka. Anda juga bisa memberikan musik atau suara-suara alam untuk menenangkan parkit Anda. Selain itu, Anda harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada parkit Anda. Ajaklah parkit Anda berbicara, bernyanyi, atau bermain setiap hari. Jangan biarkan parkit Anda merasa kesepian atau bosan.

Demikian artikel Awas Burung Kamu Mati! ini dia Penyakit Parkit yang Sering di Temui jika ada kekurangan pembahasan mohon dimaklum karena penulis adalah manusia.

Posting Komentar

0 Komentar

Ad Code